01 Juli 2006

Bermimpilah Karena Tidak Ada Biayanya

Pernah kah anda mengukur atau menghitung berapa cost yang kita keluarkan untuk memiliki sebuah mimpi? Pasti kita punya jawaban yang sama, yaitu zero alias gratis!

Ya, mimpi bukanlah suatu barang yang mahal, setiap orang bisa memilikinya dan tak sepeserpun biaya yang perlu kita keluarkan untuk memiliki sebuah mimpi, jangankan berlibur kepulau bali, tur keliling dunia sekalipun bisa kita lakukan dengan gratis tis, tentu saja dengan catatan, itu hanya sebuah mimpi.

Akantetapi, pasti lain ceritanya bila kita menginginkan mimpi itu menjadi sebuah kenyataan. Sudah barang tentu ada harga yang harus kita bayar, entah itu dengan tenaga, materi, bahkan mungkin nyawa sekalipun.


Dan untuk sebuah mimpi yang sama, bisa memiliki harga yang jauh berbeda. Karena, harga sebuah mimpi ditentukan bukan oleh apa isi mimpi itu, tetapi lebih kepada identitas kita sebagai pemilik mimpi tersebut.

Bandinkan saja dua orang bocah kecil yang sama-sama bermimpi memiliki sebuah sepeda baru, walaupun impian mereka persis sama, namun harga mimpi keduanya sangat jauh berbeda, karena identitas merekapun jauh berbeda. Yang satu berasal dari keluarga berada sedangkan yang satunya seorang bocah jalanan yang tak pernah tau siapa orang tuanya.

Bisa kita tebak, mimpi bocah kedua jauh lebih mahal harganya. Untuk mewujudkan impianya itu, ia harus berusaha keras , mencari nafkah dijalanan, laksana memecah karang dengan tangan telanjang dan terkepal. Sebaliknya, harga mimpi bocah pertama sangat murah. Ia tak perlu bersusah payah untuk mewujudkan mimpinya itu, cukup menyampaikan impianya pada sang papa, dalam tempo yang singkat, mimpinya menjadi sebuah kenyataan, begitu mudahnya , semudah ia membalikan telapak tangan.

Hampir setiap diri memiliki mimpi, demikin halnya saya, impian yang saya miliki mungkin sederhana bagi sebagian orang, tapi bisa juga dianggap berlebihan oleh sebagian yang lain. Saya yang seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai karyawati mempunyai mimpi an menjadi seorang entrepreneur.

Dan saat impian itu ingin saya wujudkan menjadi sebuah kenyataan, saya sadar bahwa ada harga yang harus saya bayar. Mulai dari yang berbentuk materi, yaitu modal yang harus saya keluarkan untuk merintis sebuah usaha, sampai pikiran, tenaga , dan waktu yang harus saya curahkan untuk menjaga agar usaha saya bisa tetap berjalan.

Dari semua harga yang harus saya bayar, kehilangan waktu bersama suami dan anak-anak tercinta adalah harga termahal . Ini adalah hal terberat yang saya rasakan, namun harga sebuah mimpi tak pernah bisa ditawar. Bayar, atau kita biarkan semua tetap menjadi impian.

Read More......