12 Juli 2007

KEMBANGKAN NILAI-NILAI KELURUHAN DALAM DIRI ANDA SEJAK DINI

Nilai-nilai Keutamaan
  • Apa yang membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik?
  • Memberi nilai pujian yang baik kepada seseorang atau kelompok tertentu, tetapi disisi lain kita memberi cela kepada kelompok yang lain. Mengapa?

Jika kita mencari dasar yang lebih mendalam atas sikap dan perlakuan yang berbeda-beda itu, maka kita akan memasuki wilayah teori etika. Kita mencari fundamen rasional atas penilaian kita itu. Tentu saja, kalau berbicara tentang “perbuatan yang baik”, yang kita maksudkan adalah baik dari sudut moral, bukan dari sudut teknis atau sebagainya. Bisa saja, menurut segi teknisnya suatu perbuatan adalah baik sekali, walaupun dari segi moral perbuatan itu justru buruk dan karena itu harus ditolak.

Teori-teori Etika selain Teori Keutamaan yang menjadi pokok bahasan tulisan ini, kita mengenal juga teori utilitarisme, teori deontologi dan teori hak yang dijelaskan secara secara singkat.

  1. Teori Utilitarisme berasal dari kata latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat secara keseluruhan. Jadi utilitarisme ini tidak boleh dimengerti dengan cara egois saja. Perbuatan yang sempat mengakibatkan paling banyak orang merasa senang dan puas adalah perbuatan yang terbaik.

  2. Teori Deontologi yang setidak-tidaknya dengan implisit sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Yang memberi pendasaran filosofis kepada teori deontologi adalah filsuf besar dari Jerman, Immanuel Kant (1724 -1804). Mengapa suatu perbuatan disebut baik? Menurut Kant, suatu perbuatan adalah baik, jika dilakukan karena harus dilakukan atau dengan kata lain jika dilakukan karena kewajiban. Kant mengatakan juga; suatu perbuatan adalah baik, jika dilakukan berdasarkan “imperative katagoris”.

  3. Teori Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Entah menjadi raja, atau lahir sebagai bangsawan, atau termasuk rakyat biasa, martabatnya selalu sama. Menurut teori hak, perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan hak manusia. Semua teori ini didasarkan pada prinsip (rule based).

Di samping teori-teori yang disebutkan diatas, mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti perbuatan, tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral. Tidak ditanyakan :”what should he/she do?, melainkan: “what kind of person should he/she be?”. Teori yang dimaksud adalah teori keutamaan. Teori keutamaan (virtue) ini akan memandang sikap dan ahlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur atau murah hati melainkan apakah orang itu bersikap adil, jujur dan murah hati dan sebagainya.

  1. Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan prinsip atau norma. Namun demikian, dalam sejarah etika teori tidak merupakan sesuatu yang baru. Sebaliknya, teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah mulai pada waktu filsafat Yunani kuno. Dalam hal ini tokoh besar yang masih dikagumi sekarang, adalah Aristoteles (384-322 SM).
  2. Teori keutamaan sekarang untuk sebagaian besar menghidupkan kembali pemikiran Aristoteles. Kadang-kadang virtue diterjemahkan sebagai “kebajikan” atau “kesalehan”. Tetapi terjemahan lebih baik dalam bahasa Indonesia adalah “keutamaan”, karena terjemahan itulah paling dekat dengan kata arete yang dipakai Aristoteles dan seluruh tradisi filsafat Yunani.

Apa yang dimaksudkan dengan keutamaan?

Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : “disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.”

Kebijakan, misalnya merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.

Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa menjadi haknya.

Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan.

Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecendrungan spontan untuk bermalas-malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan.

Hidup yang baik adalah virtuous life, hidup keutamaan.Keutamaan tidak boleh dibatasi pada taraf pribadi saja, tetapi selalu harus ditempatkan dalam konteks komuniter. Hal itu sudah digaris bawahi dengan tekanan besar dalam pemikiran moral Aristoteles. Menurut pemikir Yunani ini, hidup etis hanya mungkin dalam polis, dalam negara-negara yunani waktu itu. Manusia adalah “mahluk politik”, dalam arti: tidak bisa dilepaskan dari polis dan komunitasnya. Karena itu, bagi Aristoteles kepentingan pribadi tidak boleh dipertentangkan dengan kemaslahatan komunitas (the common good), Ini sebenarnya menjadi alasan utama mengapa ia menolak krematisik sebagai tidak etis. Dipandang dalam perspektif komunitas, bagi Aristoteles kremastistik sama dengan keserakahan. .Untuk sebagian, keutamaan dari Aristoteles tidak dianggap relevan lagi bagi orang modern, dan untuk sebagian lain, keutamaan modern belum tercantum dalam daftar Aristoteles. Lagi pula, aspek komuniter itu menandai juga situasi kita. Keutamaan dalam komunitas Jepang tidak sama dengan keutamaan dalam komunitas Amerika Utara. Dalam Zaman kita pun keutamaan ditandai oleh situasi dan kebudayaan setempat. Diantara keutamaan yang harus menandai perilaku perorangan dalam segala aktivitasnya seperti bekerja, berbisnis, berorganisasi, bergaul dll bisa disebut :Kejujuran , fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini terkait erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih diantaranya.

Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pebisnis. Orang yang mempunyai keutamaan kejujuran tidak akan berbohong atau menipu dalam pekerjaan yang dilakukan. Walaupun sebenarnya penipuan itu gampang.

Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat Keutamaan kedua adalah fairness. Kata inggris ini sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kerap kali diberi terjemahan “keadilan” dan memang fairness dekat dengan paham “keadilan” tapi tidak sama juga. Barangkali terjemahan yang tidak terlalu meleset adalah sikap wajar.

  1. Fairness adalah kesediaan untuk memberi apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan yang dilakukan.
  2. Kepercayan (trust) juga adalah keutamaan yang penting dalam konteks bekerja/berorganisasi atau berbisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik. Pebisnis yang memiliki keutamaan ini boleh mengandaikan bahwa mitranya mempunyai keutamaan yang sama Ia bertolak dari pengandaian bahwa mitranya pantas diberi kepercayaan atau bersifat bonafide, sebagaiman ia sendiri bonafide juga terhadap mereka. Pebisnis yang memiliki kepercayaan bersedia untuk menerima mitranya sebagai orang yang bisa diandalkan. Hal ini sering mendesak , karena dalam dunia bisnis kerap kali terdapat jarak waktu atau jarak tempat antara satu langkah bisnis dan langkah berikutnya. Keutamaan keempat adalah keuletan (Solomon menggunakan kata toughness). Pekerja harus bertahan dalam banyak situasi yang sulit. Ia harus sanggup mengadakan negosiasi yang terkadang seru tentang proyek atau transaksi yang bernilai besar. Ia harus berani juga mengambil resiko kecil ataupun besar, karena perkembangan banyak faktor tidak bisa diramalkan sebelumnya.
  3. Keuletan dalam organisasi/bisnis itu cukup dekat dengan keutamaan lebih umum yang disebut “keberanian moral”.

Keutamaan sebenarnya lebih cocok untuk digambarkan secara konkret dari pada diuraikan pada taraf teoritis. Dalam filsafat dewasa ini dikenal pendekatan yang disbut “naratif”. Artinya, keberanian filosofis yang mau dibicarakan, tidak diuraikan secara teoritis, melainkan dikisahkan dalam suatu contoh atau kasus konkret. Keutamaan termasuk topik yang hampir secara alami mengundang pendekatan naratif. Kita mengert apa maksudnya keutamaan secara paling baik, bilamana bisa berjumpa dengan figur pebisnis/organisatoris yang benar-benar mempraktekan keutamaan.Kejujuran-Keadilan-Kepercayaan dan Keuletan harus dimiliki oleh seseorang kalau ingin mencapai apa diharapkan. Nilai-nilai Etika moral ini akan teruji dan terbukti dalam tingkah laku/perbuatan orang sehari-hari.

Semoga bermanfaat.

Read More......