POSTUR tubuhnya tinggi besar dan atletis. Wajahnya ganteng. Kepercayaan dirinya begitu besar. Pemegang sabuk hitam salah satu aliran bela diri ini juga tak merasa takut dan ragu untuk bertindak.
Dialah MG, seorang polisi berpangkat inspektur satu di Kepolisian Daerah (Polda) Jambi.
Prestasi MG tergolong bagus. Pria kelahiran Medan, 1966, ini masuk dinas kepolisian di Polda Sumatera Utara pada 1986. Setahun kemudian, ia ditempatkan di Kepolisian Kota Besar Medan.
Setelah menjalani mutasi di berbagai tempat, ia dilantik menjadi Kepala Urusan Sabhara Kepolisian Resor Kerinci, Jambi, 1999. Setelah itu, sejumlah kepala satuan di beberapa satuan di Polda Jambi pernah disandangnya hingga 2004.
Tapi tak sedikit pun orang percaya bahwa MG menjadi tersangka kasus pembunuhan sedikitnya tujuh korban. Semua korbannya dihabisi secara sadis dalam rentang waktu berbeda. Ditembak dan sebagian di antaranya dibakar. Seluruh identitas korban dilenyapkan. MG tergolong rapi dalam merencanakan dan merahasiakan kejahatannya yang digarap sejak 2002.
Petualangannya berakhir setelah mayat MT ditemukan pada Maret tahun lalu. Sudah dua tahun jasad salah satu istri MG itu terkubur. Orangtua MT percaya pada omongan MG bahwa MT tengah ikut kursus kecantikan di Jakarta. Berkat temuan mayat itu, terungkaplah nasib para korban pembunuh berseri yang kini tengah menanti vonis hakim itu.
Ilustrasi diatas merupakan kisah nyata salah satu pengidap psikopati. Menurut pengamatan psikolog dari Universitas Indonesia, Sartono Mukadis, “Saya menilainya sebagai orang awam yang mengerti psikologi,” ujarnya. Menurut Sartono, perilaku MG cocok dengan 20 kriteria psikopat yang disusun ahli psikopati dunia, Robert D. Hare. (1)
Istilah psiko (psycho) atau psiki (psyche) berasal dari Yunani yang berarti jiwa. Psikopatologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang kelainan atau gangguan emosi dan perilaku. Dalam psikiatri, psikopat atau sosiopat ataugangguan karakter cukup sulit menerima terapi. Sebelum jauh membahas Psikopat, ada baiknya kita tinjau sejenak, apa itu psikopat? Apa penyebabnya(Etiologi)? Bagaimana mendeteksinya? Dan bisakah disembuhkan? (2)
Apa itu Psikopat ?
Psikopat adalah suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan prof Robert haremengganggu masyarakat. Dr. Hervey Cleckley, psikiater yang dianggap salah satu peneliti perintis tentang Psikopat, menulis dalam bukunya “The Mask of Sanity” (1947, dalam Hare, 1993), menggambarkan Psikopat sebagai pribadi yang “likeable, charming, intelligent, alert, impressive, confidence-inspiring, an a great success with the ladies”, tetapi sekaligus juga “irresponsible, self destructive, and the like”. Demikian pula Dr. Robert Hare, dalam bukunya “Without Conscience: The disturbing world of the Psychopaths among us“ (1993) masih bergelut dengan isu yang sama, yaitu kepribadian psikopat yang nampaknya baik hati, tetapi sangat merugikan masyarakat. (3)
Namun perlu dicatat, bahwa istilah Psikopat, yang sejak 1952 diganti dengan Sosiopat dan dalam DSM II 1968 resmi dinamakan Sosiopat (Ramsland, tanpa tahun) itu, justru tidak bisa ditemukan dalam DSM IV. Yang ada dalam manual baku yang digunakan oleh para psikitaer di seluruh Amerika Serikat (dan diacu juga oleh para psikolog klinis dan psikiater dan psikolog di Indonesia) itu adalah 10 jenis Kelainan Kepribadian (Personality Disorders) (American Psychiatric Association, 1994: 629). (3)
Seorang psikopat dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan yakin bahwa yang dilakukannya itu benar. Sifatnya yang pembohong, manipulatif, tanpa rasa kasihan atau rasa bersalah setelah menyakiti orang lain, tanpa ekspresi, sulit berempati dengan orang lain dan mudah mengancam siapa saja, bahkan kadang-kadang ia dapat bertindak kejam tanpa pandang bulu. Pembicaraan mengenai dirinya sangat melambung tinggi dan melihat kelemahan dirinya ada pada orang lain dan tidak peduli terhadap siapapun. (2)
Di Amerika Serikat, Psikopat cukup banyak. Di Indonesia data pastinya memang belum ada. Dra. Tieneke Syaraswati, DNS, Ed, M.Fil, A.And dari FKUI mensinyalir jumlahnya pasti banyak. (4)
Apa penyebabnya (etiologi) ?
Sama seperti definisi dan ruang lingkup, tidak berbicara jelas tentang faktor-faktor penyebab kelainan kepribadian yang bernama psikopat ini. Sampai saat ini, banyak penelitian yang mendukung berbagai aspek penyebab kelainan ini antara lain (3) :
1. Kelainan di otak.
Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural (“…decreased prefrontal grey matter, decreased posterior hippocampal volume and increased callosal white matter) dan kelainan fungsional (… dysfunction of particular frontal and temporal lobe) otak. (Pridmore, Chambers & McArthur 2005).
2. Lingkungan.
Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. (Kirkman, 2002).
3. Kepribadian sendiri.
Adanya korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom psikopat, dengan skor yang tinggi dalam tes kepribadian Revised NEO Personality Inventory (NEO-P-I-R,1992). (Miller & Lynam, 2003)
Selain beberapa penelitian diatas masih banyak lagi penelitian tentang etiologi psikopat. Sebagian besar psikolog dan psikiater masih berpegang pada faktor lingkungan dalam timbulnya kepribadian psikopat ini.
Bagaimana mendeteksinya ?
Kesulitan metodologis dalam penelitian tentang Psikopat, terutama datang dari terbatasnya kasus yang tersedia. Karena itu beberapa penelitian hanya didasarkan pada satu kasus saja (Hare, 1993; Litman, 2004; Bauchard, 2002). Beberapa penelitian lain terbatas pada sampel tertentu yang bias, seperti Narapidana, hanya bisa dilakukan terhadap topik-topik yang lebih umum dan bisa menggunakan responden umum seperti studi komparatif (N orang dengan indikasi Psikopat berdasarkan DSM IV = 89, N kontrol = 20) (Dolan & Fullam, 2004), atau studi simulasi (N mahasiswa S1 = 174) (Guy & Edens,2003).(3)
Walaupun tidak dapat menentukan penyebabnya, saat ini terdapat alat yang baik untuk mendiferensiasi antara orang-orang dengan gejala psikopat dengan yang tidak, yaitu Psychopath Check List – Revised (PCL-R) yang dikembangkan oleh Prof.Robert Hare yang terdiri atas 20 kuesioner yang memiliki skor 0-2 di setiap pertanyaan. Sedikit kutipan dari 20 pertanyaan dalam PCL-R tentang ciri-ciri psikopat, sebagai berikut (5) :
1. Persuasif dan memesona di permukaan.
2. Menghargai diri yang berlebihan.
3. Butuh stimulasi atau gampang bosan.
4. Pembohong yang patologis.
5. Menipu dan manipulatif.
6. Kurang rasa bersalah dan berdosa.
7. Emosi dangkal.
8. Kasar dan kurang empati.
9. Hidup seperti parasit.
10. Buruknya pengendalian perilaku.
11. Longgarnya perilaku seksual
12. Masalah perilaku dini (sebelum usia 13 tahun).
13. Tidak punya tujuan jangka panjang yang realistis.
14. Impulsif.
15. Tidak bertanggung jawab atas kewajiban.
16. Tidak bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
17. Pernikahan jangka pendek yang berulang.
18. Kenakalan remaja.
19. Melanggar norma.
20. Keragaman kriminal.
Indonesia saat ini menggunakan Tes Minessota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2) untuk mendeteksi kepribadian psikopat ini yang didalamnya terdapat skala klinis, Skala isi, dan Skala penunjang. Pada awalnya tes MMPI-2 digunakan dalam pelayanan kesehatan jiwa, kemudian meluas ke kalangan militer dan pemerintahan sebagai bagian dari seleksi dan rekruitmen calon pegawai, pejabat (Legislatif & Eksekutif), termasuk calon presiden dan wakilnya. (6)
Alat ukur lain yang digunakan berdasarkan teori yang sudah eksis (metode deduksi) adalah Primitive Defense Guide (Helfgott, 2004), Rorschach (Cunliffe & Gacono, 2005), ToM (Theory of Mind) (Dolan & Fullam, 2004; Ritchell, et al. 2003), SCT (Sentence Completion Test) (Endres, 2004), dan NEO PIR (Miller & Lynam, 2003). (3)
Bisakah disembuhkan ?
Sebagai kelainan kepribadian yang belum bisa dipastikan penyebabnya, Psikopat belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau tidak. Perawatan terhadap penderita psikopat menurut pengamatan Hare, bukan saja tidak menyembuhkan, melainkan justru menambah parah gejalanya, karena psikopat yang bersangkutan bisa semakin canggih dalam memanipulasi perilakunya yang merugikan orang lain..Beberapa hal, kata Hare akan membaik sendiri dengan bertambahnya usia, misalnya energi yang tidak sebesar waktu muda.
Menurut Tieneke, perilaku psikopatik biasanya muncul dan berkembang pada masa dewasa, mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas perlahan memudar. “ Psikopat juga bisa disebabkan kesalahan pola asuh.” Tambahnya. Saran Tieneke, “Waspadai anak yang pemarah, suka berkelahi dan melawan, melanggar aturan merusak, dan bengis terhadap hewan serta anak yang lebih kecil”.
Di sisi lain, Kirkman (2002) yang percaya bahwa psikopat terbentuk karena salah asuh pada masa kecil, berpendapat bahwa Psikopat bisa dicegah sedini mungkin dengan memberikan asuhan yang tepat sehingga meminimalkan resiko individu kekurangan afeksi pada masa kecilnya.
Indikasi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dapat disebabkan karena kepribadian Psikopat ternyata mungkin. Menurut Dr. Husein Anuz Sp.KJ, “Ayah yang Psikopat cenderung memberikan anak yang psikopat juga.”. Ini menunjukkan besarnya peran faktor lingkungan. Biasanya Anak akan meniru apa yang dilakukan Orang Tua nya, jadi tidak heran kasus KDRT rata-rata disebabkan karena apa yang mereka perbuat kepada keluarganya saat ini seperti apa yang orang tua mereka dulu perbuat terhadap keluarganya. (7)
Di beberapa negara timbul reaksi di masyarakat akibat ketidaktahuan tentang penyembuhan psikopat. Masyarakat mencoba melindungi diri melalui Undang-Undang. Di Belanda, UU Anti Psikopat diluncurkan dua kali (Abad XX dan di tahun 2002). Demikian pula di AS, hukum anti psikopat dimulai tahu 1930-an yang ditujukan pada Sex Offenders. (Granlund, 2005; Quinn, Forsyth & Mullen-Quinn, 2004).
Yang terpenting adalah penanganan korban psikopat. Penanganan korban psikopat seringkali harus mengalami proses penyembuhan yang panjang dan sulit. Umumnya mereka jatuh dalam trauma yang mendalam. Jadi, tak perlu membuang waktu untuk mengubah Psikopat.
Daftar Rujukan:
Aries Kelana. Orang Gila Tanpa Gangguan Mental .Available from: URL: http://www.gatra.com/2006-01 30/versi_cetak.php?id=91810.
Oebit, Tjut Meura salma, dr.Sp.Kj. Mengapa Seseorang menjadi Psikopat.Proceeding Seminar Nasional Psikopat : 2006 Jan 21-22, Jakarta-Indonesia; 2006.
Sarwono, Sarlito Wirawan,Prof. Dr.; Antara Psikopat Dan Sosiopat: Kajian Dalam Jurnal-Jurnal Barat. Proceeding Seminar Nasional Psikopat : 2006 Jan 21-22, Jakarta-Indonesia; 2006.
Tutut, Lestari, Yadi; Psikopat Monster Berwajah Malaikat. Majalah Kesehatan Keluarga DOKTER KITA 2006 Jan- Ed1. 2006.
Tutut, Lestari, Yadi; Ciri Psikopat. Majalah Kesehatan Keluarga DOKTER KITA 2006 Jan- Ed1. 2006.
Maslim, Rusdi, dr.Sp.KJ. Deteksi Psikopat dengan Tes MMPI-Indonesia .Proceeding Seminar Nasional Psikopat : 2006 Jan 21-22, Jakarta-Indonesia; 2006.
Anuz, Husein, dr.Sp.KJ. Psikopat Dalam Keluarga.Proceeding Seminar Nasional Psikopat : 2006 Jan 21-22, Jakarta-Indonesia; 2006.
============
PSIKOPAT
Apa itu psikopat?
Seperti apakah orang yang menderita psikopat?
Adakah cara deteksi dini pada psikopat?
Bisakah psikopat itu disembuhkan ?
Adakah hukuman bagi penderita psikopat ?
Bagaimana hubungan antara pembunuhan,pembunuhan berantai,mutilasi dan psikopat ?
Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.
Psikopat berbeda dengan psikosis atau skizofren.
Psikopat dapat disebut juga “sosiopat“,karena orang tersebut anti sosial dan merugikan orang terdekat.
Ada beberapa ciri-ciri penderita psikopat :
1. Sering berbohong
2. Ego yang tinggi dan suka menganggap dirinya hebat
3. Tidak punya rasa bersalah dan mjenyesali setiap perbuatannya. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
4. Suka melakukan pelanggaran dan bermasalah pada prilaku di masa kecilnya.
5. Sikap antisosial pada usia dewasa.
6. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, sama saja.
7. Bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang dia lakuakan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Psikopat mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10. Manipulatif dan curang.
11. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar — bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.
12. Hidupnya sebagai parasit karena selalu memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
13. Pemberontak
14. Kepribadiannya sulit untuk ditebak
15. Ketidak stabilan dalam hubungan interpersonal
16. Selalu bertindak sesuai dengan apa kata hatinya,walaupun sering kali kata hatinya melanggar aturan dan bersifat ekstrim.
17. Suka berfikiran negative.
18. Pendendam ,sedikit saja orang berbuat salah,hal itu akan selalu di ingat sebelum dendam tersebut dapat dilampiaskan.
19. Selalu berusaha membuat dirinya untuk dikagumi agar dapat menutupi apa yang terjadi dalam dirinya.
20. Mudah frustasi
Secara umum,orang psikopat tidak dapat dideteksi dari gambaran luarnya saja.Pendeteksian psikopat harus melalui beberapa rangkaian yang sangat panjang,baik dengan melakukan serangkain tes,bahkan uji laboratorium. Cara yang pada umumnya dilakukan oleh psikiater ataupun para psikolog untuk mendeteksi orang-oirang yang mengidap psikopat :
(##) 1. Pengecekan yang dilakukan pada kesehatan tubuh dan otak pasien,lewat brain scanning ,EEG,MRI,roentgen dan general chek up.penelitian ini sudah pernah dilakukan pada tahun 1995 yang dilakukan oleh Komeng Santoso (Curup) yang menyatakan bahwa ditemukannya kelainan pada bagian prefrontal cortex(orbitofrontal - ventromedial), lobus temperalis, lapisan otak di arah pelipis kiri dan kanan, yang mempengaruhi kemampuan mengikuti aturan sosial dan etika.
(##) 2. Wawancara yang menggunakan DSM-IV (the american psychiatric association diagnostik and statistical manual of mental disolder versi IV).
Untuk menyimpulkan hasil wawancara,harus memperhatikan gejala kepribadian pasien,terutama sejak pasien berusia 15 tahun atau masa awal remaja.Paling tidak anak-anak yang mengidap psikopat punya ciri khas sebagai berikut :
1. Tidak dapat menerapkan ataupun mematuhi norma-norma sosial dan hukum,hingga ia sering melakukan tindakan kriminal yang tidak terlalu berat atau ringan dan sering di tahan/masuk penjara.
2. Anak tersebut sangat suka berbohong untuk mendapatkan apa yang dia inginkan /untuk memenuhi kepuasannya dalam suatu hal.Menggunakan berbagai alasan,pandai mengolah kata-kata,dan pandai menipu untuk memuaskan kesenangannya tersebut.
3. Sangat emosian,mudah tersinggung,tidak mau memikirkan bagaimana untuk mencapai masa depannya kelak.bila menginginkan sesuatu,harus dipenuhi bahkan kalau tidak anak tersebut akan berontak bahkan dapat melakukan hal-hal yang membahayakan atau pun mengancam.
4. Anak ini tidak mempedulikan keselamatan orang lain bahkan terhadap keselamatan dirinya sendiri saja dia terkadang tidak peduli,asalkan apa yang di inginkannya dapat terpenuhi.
5. Anak-anak ini sering menantang orang untuk berkelahi dengannya hanya untuk melihatkan kepada orang lain kalau dia punya kekuatan atau hebat.
6. Tidak bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu hal dan apabila ia melakukan suatu kesalahan ia tidak peduli atau menganggapnya acuh tak acuh saja.
Dari prilaku-prilaku diatas, merupakan masalah prilaku yang harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua maupun orang-orang terdekat dengan si anak tersebut. Apabila hal itu sudah mulai muncul sebelum menginjak usia tersebut,untuk mencegah hingga ke tahap yang lebih parah.
Orang tua ataupun orang terdekat harus lebih dekat dengan si anak,baik itu dengan cara memberi perhatian yang cukup,memberikan kasih sayang,mencoba untuk berbicara atau berkomunikasi dengan anak,karena dengan kasih sayang anak tersebut dapat menceritakan apa saja yang ada dalam pikirannya.Jangan terlalu keras dengannya ataupun menyudutkannya,bersikap lah kita tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi pada dirinya saat ini,karena apabila anak tersebut mengetahui maka ia akan merasa dimanfaatkan.Hal itu dapat mempersulit kita untuk mendeteksi apa yang terjadi dalam dirinya.
Tapi bukan berarti terlalu memanjakan. Cobalah selalu memberi pengertian yang baik padanya tanpa harus menggunakan kekerasan.apabila hal tersebut dilakukan secara terus menerus dapat meredam gejala psikopat yang dimiliki untuk tidak berlanjut ke tahap yang lebih parah.
(##) 3. Dapat melakukan psikotes,Pada umumnya psikopat memiliki IQ yang tinggi. Tes dapat dilakukan dengan MMPI (Minnesota Multi Phasic Personality Inventory)
(##) 4. Dilakukan penanganan medis
Secara umum, psikopat dapat disembuhkan tapi sangat susah apalagi perbuatan yang di lakukan sudah berulang-ulang kali dan dilakukan dengan hal-hal yang ekstrim. Di luar negri (eks: Amerika) para psikopat tidak di hukum mati karena Negara mereka sudah mempunyai undang-undang psikopati, Mereka ditempatkan pada asil psikopat (asylum = tempat mirip penjara, khusus untuk perawatan psikopat) dan merupakan orang-orang yang berdasarkan keputusan hakim diserahkan pada negara dan kepada mereka diberikan pengobatan psikiatri. Tapi karena di Indonesia belum ada,Tidak ada cara lain selain menghukum mati atau isolasi yang ketat seumur hidupnya,Karena tidak boleh di lepaskan begitu saja.Karena dapat berakibat fatal.
Pembunuhan sering terjadi karena si korban melakukan perlawanan,atau terkadang sering terjadi karena tidak ada cara lain untuk menghilangkan jejak criminal yang dilakukan oleh tersangka.Pembunuhan seperti ini biasanya dapat disebut pembunuhan biasa saja. Karena pembunuh biasa hanya dilakukan sekali saja dan biasanya tersangka punya motif atau alasan kenapa melakukan hal tersebut dan ia dapat mengatakan kata “menyesal” dan mengetahui kalau apa yang di lakukannya salah.
Beda hal nya dengan pembunuhan berantai :
Pada umumnya pembunuhan berantai mengalami penyiksaan di masa kecilnya dan ketika dewasa cenderung tergantung pada narkoba dan alcohol.Kebanyakan pembunuh berantai sadis dalam perilaku seksual.
Tersangka sering memilih-milih korban yang akan di bunuh.
Sedangkan mutilasi ,umumnya membunuh orang dengan cara memotong-motong bagian tubuh korban, terkadang karena motif ingin menutupi jejak/menghilangkan jejak agar tindakannya tidak ketahuan.
Beda lagi dengan psikopat, yang merupakan gabungan dari ketiganya.
=============
ciri ciri dari psikopat menurut prof koentjoro-pakar psikologi UGM adalah
1.tidak merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan
ini artinya dia menganggap apa yang dia lakukan adalah hal biasa dan bukan sesuatu
yang luar biasa.dia menganggap itu adalah hal kecil yang tidak menyakit kan siapa siapa
tanpa dia tau bahwa itu menyakitkan banyak orang ..yah korban nya dan keluarga nya
2. menyikapi hal yang di perbuat nya dengan santai seakan akan bukan sebuah kejahatan
nah ini neh yang hebat nya.dia menyikapi semua itu dengan dingin seakan akan apa yang dia perbuat ga salah.dia mengambil langkah yang cool tanpa perduli orang sekeliling nya sakit.
3. akan mencari alasan pembenaran akan apa yang dia lakukan
dia akan mencari alasan bahwa apa yang dia lakukan mempunyai alasan yang benar
dia akan menunjuk bahwa orang (si korban) adalah salah dan dia melakukan itu karena
me respond dari apa yang di lakukan orang terhadap dia.
itu akan dia pertahan kan walau orang di sekeliling dia menyatakan bahwa dia bersalah
tetaup dia mesti benar karena dia hanya merespond.
entah sampai kapan dia menyatakan diri nya benar?entah sampai kapan dia sadar bahwa dia salah.yang jelas apa yang dia lakukan sekarang adalah benar.
yang jelas apa yang di lakukan nya tidak menyalahi norma 2x sosial nya karena dia merasa sebagai "korban"dari apa yang orang lakukan terhadap nya dan dia hanya merespond dari apa yang "menurut nya" orang lakukan kepada nya tanpa mau tau bahwa banyak orang tersakiti atas apa yang dia perbuat.
dan yang lebih hebat lagi pelaku biasa nya menjadi orang yang baik baik saja di masyarakat sosial nya.dia mempunyai record yang bagus di masyarakat.dari pendiam,ga banyak gaya,ga banyak tingkah.
ternyata benar ungkapan "DON'T JUDGE THE BOOK FROM THE COVER"
jangan pernah menilai org dari penampilannya saja.kadang kita bisa tertipu dengan semua itu.
hati manusia ga ada yang pernah tau .hanya Allah yang tau semua hati manusia.