17 September 2008

MENJADI PEMENANG

Kepuasan Kerja

Tidak banyak orang yang mengalami apa yang disebut “kepuasan kerja”. Kalau menilik analisa Karl Marx dalam Das Capital, kerja ternyata justru membuat orang teralienasi (terasing) dari dirinya sendiri. Kerja tidak lagi dimaknai sebagai tempat untuk memaksimalkan potensi-potensi yang dia miliki.


Dalam situasi seperti ini, kerja dilakukan sekedar untuk survive dalam kehidupan. Mencari uang, membiayai keluarga, kesehatan, pendidikan, dan tempat tinggal. Uang habis setiap akhir bulan, atau bisa menabung sedikit demi sedikit, lalu habis lagi dibelanjakan.
Dokter Guntara Hari, SpKj, seorang psikiatri mengatakan, yang menyebabkan orang tidak puas bekerja, karena antara keinginan dan realitas itu berbeda. “Penyebabnya adalah kondisi pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan orang tersebut. Yang menjadi ukuran orang, biasanya bukan kenyataan yang dilihat, tapi keinginan yang dipikirkan. Jadi standar kepuasan seseorang adalah internal. Kalau individu bisa menyamakan kenyataan dengan keinginan atau keinginan yang disesuaikan dengan kenyataan, makan ini bisa masuk dalam kategori puas.”
Ketidakpuasan seorang pekerja di tempat pekerjaannya, tentu saja akan berpengaruh pada produktifitas dan kreatifitasnya. Apalagi kalau dihitung-hitung, 60-70 persen hidup seorang pekerja dihabiskan di tempat pekerjaannya. Tentu, kepuasan dan tidakpuasan itu juga akan berpengaruh terhadap kepribadiannya.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mencapai kepuasan di tempat pekerjaan? “Lakukan hal yang bisa diubah untuk diubah menjadi lebih baik. Kalau memang tidak bisa dirubah, maka cara pandang kita yang harus dirubah, sehingga bisa menerima hal yang tidak bisa dirubah. Yang kita tuju adalah, bagaimana hidup kita bisa menjadi nyaman dengan apapun yang ada dalam hidup kita. Ini bukan hal yang pasif, kalau bisa dirubah, ya dirubah, kalau tidak yang diterima,” Kata dokter Guntara.
Di tempat pekerjaan, kita bisa membuat lingkungan menjadi lebih familiar dan lebih nyaman. Misalnya dengan memasang foto keluarga, foto anak atau bekerja sambil mendengarkan lagu yang tidak memecah konsentrasi.
Klen Blanchard, penulis buku Leading at A Higher Level (2007), menasehati kepada para manager bahwa kepuasan karyawan adalah hal yang sangat penting di tempat pekerjaan. Karyawan yang puas di tempat pekerjaan, juga akan berusaha untuk memuaskan pelanggannya. “Karyawan yang diperlakukan buruk cenderung memperlakukan pelanggan dengan buruk juga,” tulis Blanchard. “Gaji yang menarik sudah bukan lagi satu-satunya jawaban…….mereka mencari kesempatan dimana mereka merasa kontribusi dan pencapaian mereka mendapatkan perhatian dan penghargaan – dimana mereka diajak dan diberdayakan, memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mereka dan melihat kesempatan yang lebih besar, dan percaya bahwa mereka menghasilkan perbedaan.” (Hal. 7)

Positive Business Ideas

Membaca buku-buku yang praktis, dimana ide-idenya langsung bisa dipraktekkan, ternyata menyenangkan. Seperti ketika saya membaca buku karangan James Gwee, Positive Business Ideas (2007). Dalam buku ini, James bicara ide-ide yang sangat mudah diaplikasikan untuk meningkatkan bisnis kita.
Misalnya, dalam satu bab, untuk menggambarkan betapa berharganya waktu, James memberi gambaran seandainya kita berada di dalam taxi dan jalanan macet. Satu sisi, posisi kita tidak bergerak, sisi lain kita harus membayar argo yang terus berjalan. Betapa terasa sia-sia. Kita membuang uang secara percuma. “Di dalam taxi yang terjebak macet, waktu benar-benar adalah uang. Bagaimana bisa, selama 20 menit di dalam taxi yang tidak bergerak itu, kita benar-benar merasa pedih melihat uang kita terbuang? Karena di dalam taxi, waktu diberi NILAI (HARGA).” (hal. 9).
Ide James Gwee lain dalam buku ini yang menggelitik adalah, ketika berbicara tentang pelayanan kepada konsumen. James memberi ide, agar setiap kita, bahkan ketika berbicara di dalam telpon, harus tersenyum dengan pelanggan. Untuk bisa mengukur diri, seberapa bagus senyum kita kepada pelanggan, James menyarankan agar kita menaruh kaca di setiap meja karyawan. “Buy lots of small mirrors and place them on the desk of your employees. In this way, they will naturally look at their faces when they are talking to the customers on the telephone.” (hal. 20).
Dalam satu bab yang berjudul “Do Your Customers Still Remember Your Name and Contact Number?” James Gwee memberi nasihat bisnis, bahwa tak cukup ketika seorang penjual sudah berhasil menjual produknya. Seorang penjual sejati tidak akan berhenti mengenal dan memperkenalkan diri kepada pelanggannya ketika produknya sudah terjual. Ia akan terus membuat si pelanggan itu ingat nama dan nomor kontak dirinya, sehingga suatu kali, ketika si pelanggan ini hendak membeli produk yang sama, ia akan kembali kepada Anda. Atau bahkan, pelanggan ini mengajak teman-teman dan keluarganya membeli produk kepada Anda. Bagaimana caranya? “Teleponlah mereka, kirimi kartu pos atau e-mail atau sms, atau seribu cara lain yang bisa Anda gunakan untuk mengingatkan pelanggan bahwa Anda masih eksis, bisnis Anda masih berjalan.” (hal. 45).
Sebuah buku praktis yang patut untuk dibaca siapa saja yang mau memperbaiki performa kita dalam dunia bisnis, apapun bisnisnya. Apalagi bagi Anda yang sibuk untuk membaca banyak buku, ingin jawaban cepat dan tepat, ini buku yang tepat.

Jaga Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta, tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang, tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan, tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan, tak ada batu keras yang tidak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda. Bicaralah dengan bahasa hati maka akan sampai ke dalam hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda bekerja, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatu. Anda tidak bisa menghentikan tangis seorang bayi, hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat, atau membujuknya dengan berbagai kata-kata yang manis, atau juga dengan gula-gula. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda. Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda. Jagalah hati kita. Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, karena dari hatilah terpancar kehidupan.

Jiwa Cemara

Di sebuah hutan di antara pepohonan , tumbuhlah pohon cemara dan pohon bunga mawar. Meskipun berdampingan tetapi sang bunga mawar selalu menghina dan selalu mengejek pohon cemara yang tidak seindah dirinya. Setiap hari dia congkak berkata, “Hai cemara, boleh sih tubuhmu tegap, tapi kamu tidak mengeluarkan bau harum.
Sehingga tidak ada kumbang, tidak ada lebah yang mau datang mendekat.” Walaupun pohon cemara mendapat ejekan serta hinaan setiap hari, namun tidak pernah membalasnya. Dia hanya diam ketika mendengar ejekan dari bunga mawar. Musim berlalu, dan tibalah saatnya datang musim dingin. Salju pun menyelimuti bumi. Tidak ada tanaman yang sanggup bertahan selain daripada pohon cemara. Pohon cemara, masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi. Di tengah kesunyian malam, salju berkata kepada pohon cemara, “Setiap tahun aku datang ke bumi ini selalu melihat kemakmuran dan keramaian berubah menjadi kesunyian. Namun aku bersyukur cemara, karena di tengah kesunyian aku masih bisa mendapati engkau. Engkau adalah tanaman yang sangat kuat, dapat melewati ujian setiap musim yang datang.
Dalam kehidupan sedih dan gembira selalu datang silih berganti. Andalah yang mampu untuk menentukan kebahagiaan anda, seperti musim yang datang silih dan berganti. Kalau kita memiliki keteguhan jiwa seumpama pohon cemara, musim apapun yang datang melanda, kita akan tetap kokoh berdiri, kita tidak akan mudah untuk ditumbangkan hanya karena caci maki dan fitnah orang. Pepatah timur mengatakan ‘menengadah ke langit dan membuang ludah, dan menabur debu dengan angin yang berlawanan’, ini adalah gambaran kebodohan yang sering dilakukan oleh manusia, sama halnya dengan yang dilakukan oleh bunga mawar. Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak. Ketika musim dingin tiba ia tidak dapat bertahan. Tetapi, pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan kesabaran.

Dilema

Apakah hidup benar-benar indah? Di mata seorang wanita tua yang terjadi justru sebalknya. Hidup begitu menyedihkan. Bahkan wanita ini menangis setiap hari. Bila hari hujan ia menangis, begitu juga bila hari panas. Seorang lelaki yang kebetulan lewat, merasa iba dan bertanya kepadanya, “Kenapa ibu menangis?”
Sambil tersedu-sedu wanita itu menjawab, “Aku punya dua orang putri, yang sulung menjual sepatu kain, dan yang bungsu menjual payung. Bila hujan turun aku sedih memikirkan putri sulungku yang sepatu kainnya tidak laku. Sebaliknya bila cuaca bagus, aku sedih memikirkan putri bungsuku yang payungnya tidak laku.” Mendengar hal itu, lelaki tadi berkata, “Agar bisa bahagia, cobalah ibu pikirkan sebaliknya. Kalau hujan turun, pikirkan putri bungsu, pasti payungnya akan banyak terjual. Sebaliknya, kalau cuaca bagus, pikirkan putri sulungmu, bukankah sepatu kainnya akan laku keras pada saat itu?” Wanita itu mendengarkan nasehat itu dengan sungguh-sunguh, dan sejak saat itu ia tidak lagi pernah menangis. Bahkan ia selalu bersyukur dan tertawa setiap saat.
Mudah-mudahan cerita ini dapat memberikan inspirasi bagi kita. Untuk bisa bahagia yang kita perlukan hanyalah merubah cara pandang kita. Bayangkan, sebuah perubahan besar terjadi hanya karena perubahan dalam cara melihat. Padahal, peristiwanya tetap sama, dan tidak mengalami perubahan sedikit pun. Semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, sebenarnya tidaklah kita respon begitu saja. Kita harus lebih dahulu menyaring jendela yang kita miliki. Kalau anda merasa kurang bahagia, pasti ada yang salah dengan jendela anda. Solusinya sederhana, bersihkan jendela anda, dan rubahlah posisinya menjadi lebih baik. Anda akan langsung merasakan kehidupan yang indah, bahagia, dan penuh dengan keajaiban.

Pohon Bonsai
Anda pasti tahu pohon khas jepang yang kita kenal dengan nama bonsai. Pohon ini begitu kecil. Di Amerika, tepatnya di California, ditemukan pohon raksasa hutan yang bernama Sekoya, salah satu pohon raksasa ini diberi nama Jendral Shermon. Pohon ini memiliki ketinggian mencapai 90 m dan diameternya 26 m. Pohon raksaasa ini begitu hebat. Jika ditebang akan menghasilkan kayu bangunan yang cukup untuk membangun 35 buah rumah dgn 5 kamar.
Ya, dua pohon yang berbeda, yang satu mini dan yang satu raksasa. Namun ada persamaan antara kedua pohon ini. Pada saat berbentuk biji, baik bonsai dan pohon jenderal Shermon berukuran sangat kecil, masing-masing beratnya kurang dari 1 mg. Namun setalah dewasa keduanya memiliki perbedaan ukuran yg luar biasa. Kelihatannya peristiwa ini bisaa saja, namun jika kita mencermati ada kisah mnarik dibalik perbedaan ukuran itu.
Pada waktu mereka masih dalam bentuk benih, mereka memiliki berat yg sama. Namun proses yg terjadi kepada mereka berbeda. Ketika pohon bonsai mulai menimbulkan tunasnya di muka bumi, orang Jepang mencabutnya dari tanah dan mengikat pokok akar dan sebagian cabang akarnya. Dengan demikian secara sengaja menghambat pertumbuhan pohon bonsai. Hasilnya adalah sebatang pohon mini yang indah. Tapi tetaplah pohon yang kecil.
Sementara itu, biji jenderal Shermon jatuh ke tanah California yang subur dan mendapat gizi dr mineral, air hujan dan sinar matahari. Hasilnya adala sebuah pohon raksasa.
Ya, memang baik bonsai maupun pohon jenderal Shermon tidak punya pilihan dalam menentukan nasibnya dan hal ini tidak berlaku bagi kehidupan kita. Kita punya hak untuk menentukan nasib, Anda bisa menjadi besar atau kecil sebagaimana yang anda kehendaki. Anda bisa menjadi bonsai atau jenderal Shermon. Citra diri anda dan cara anda memandang diri sendiri akan menentukan akan menjadi apa anda kelak. Untuk itu pilihan ada di tangan anda.

Pilihan Kata

Anda pasti pernah mendengar peribahasa “mulutmu adalah harimaumu”, peribahasa ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab dan berhati-hati dalam berkata-kata. Mari, kita renungkan apabila dalam setiap tindakan kita, pilihan kata yang kita gunakan adalah kata-kata yang negatif, maka kata-kata itu akan menempel dan menghancurkan motivasi diri kita sendiri bahkan lebih parah lagi, akan berdampak kepada orang lain dan juga pada generasi selanjutnya.
Sebaliknya bila kita selalu memandang positif dan memilih kata-kata yang positif, maka ada pencerahan yang datang secara otomatis, yang dapat membangun, mendukung dan meningkatkan motivasi diri. Hanya kita sendiri yang bisa memilih apa yang akan kita ambil untuk diri kita dan orang lain di sekitar kita.

Seumpama segelas air yang berisi air putih dan di tangan kanan kita ada kerikil bersih dan di tangan kiri kita ada kerikil kotor. Apabila kita masukkan kerikil bersih ke dalam gelas itu, maka air tetap berwarna putih. Tetapi bayangkan apabila kita masukkan kerikil kotor, maka air dalam gelas akan segera berubah warna menjadi air kotor dan tidak lagi menjadi air yang jernih. Dalam kehidupan, kata-kata yang kita gunakan ibarat kerikil, sedangkan air kita ibaratkan sebagai diri kita dan orang-orang dalam kehidupan kita.
Apabila kita memilih kerikil kotor, yang juga diibaratkan kata-kata negatif maka tidak hanya mencemari diri kita, tetapi juga akan mencemari motivasi orang lain di sekitar kita.

Duka Cita
Ada sepasang suami istri yang sudah lama menikah. Mereka hidup bahagia. Hingga pada suatu kali, sang suami jatuh sakit dan meninggal dunia. Maka, hari itu merupakan hari yang menyedihkan bagi sang istri. Ia yang semula perempuan yang ceria, berubah menjadi perempuan pemurung. Apalagi kalau ia mengingat almarhum suaminya, ia akan sangat sedih dan menangis sepanjang hari. Anak-anaknya berusaha untuk menghiburnya, tapi tidak bisa. Si ibu itu terus menangis dan menyesali kehidupannya.

Hingga suatu hari, datanglah seorang suci, mampir ke rumah ibu tersebut. Orang suci itu duduk di depan si ibu dan berkata. “Ibu, saya mempunya sesuatu yang bisa membuatku keluar dari kesedihan.” Lalu ibu itu bertanya, “Apakah itu?” Orang suci itu lalu mengambil sesuatu dari sakunya. Diambilnya satu biji salak dan diberikannya kepada ibu itu sembari berkata, “Ini adalah biji salak. Mulai sekarang pergilah ke tetangga-tetanggamu, ke teman-temanmu, ke siapa saja. Kunjungi rumah-rumah mereka dan tanyakanlah, apakah mereka memiliki persoalan dalam hidupnya atau tidak. Jika engkau menemukan ada orang yang tidak memiliki persoalan, maka kembalilah kepadaku dan berikan biji salak itu kepadaku.”

Sejak saat itu, pergilan si ibu ini menemui tetangganya dan siapa saja. Ia menanyakan, apakah mereka memiliki persoalan dalam kehidupan mereka. Ternyata orang-orang yang ia temui, semuanya memiliki persoalan hidup, bahkan ada yang jauh lebih berat dari persoalan yang ia hadapi. Begitulah, hari demi hari berlalu, si ibu ini akhirnya merasa, bahwa ia tidak sendiri menanggung penderitaan dan duka cita. Ia tidak sendiri mengalami persoalan. Ada banyak orang lain yang mengalaminya, bahkan jauh lebih berat. Dengan begitu, ibu ini lama-lama melupakan masalahnya dan hidup gembira lagi.
Hingga suatu hari, ia bertemu kembali dengan orang suci tadi. Orang suci ini bertanya, “Ibu, bagaimana perasaanmu sekarang?” Lalu, ingatlah si ibu ini dengan biji salak yang sampai sekarang masih berada di sakunya. “Aku tidak akan memberikan biji salak ini kepadamu. Karena hingga sekarang, aku belum menemukan orang yang hidupnya tanpa masalah.”

Sempurna
Hiduplah seorang lelaki yang sangat tampan. Ya, secara fisik dia sangat sempurna. Dengan apa yang dimiliki, dia juga merasa bahwa Tuhan akan menciptakan seorang perempuan yang sangat cantik dan sempurna, yang akan menjadi pasangan hidupnya. Oleh karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodoh yang sempurna.

Kemudian sampailah ia di sebuah desa. Disitu ia beretmu dgn seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan mereka semua sangat cantik. Akhirnya lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan keinginannya untuk mengambil satu dari ketiga anaknya. Tp ia bingung untuk menentukan mana dari 3 wanita cantik ini yg paling sempurna. Sang bapak pun memberikan kesempatan untuk lelaki ini mengadakan pendekatan.
Pd hari pertama, ia pergi berdua dgn anak yang pertama. Ketika pulang ia berkata kepada sang bapak, ”Wah Pak! Anak Bapak yg pertama ini memiliki satu cacat yg kecil Pak, ternyata jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kaki kanan”.
Hari berikutnya, ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang ia berkata juga kepada bapaknya, “Pak, anak Bapak yang kedua juag punya cacat yg sebenernya sangat kecil Pak, yaitu matanya agak sedikit juling”.

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Ketika pulang dengan gembira ia mendatangi sang bapak, “Inilah yg saya cari-cari, ia benar-benar sempurna Pak!” Lalu akhirnya menikahlah lelaki tampan ini dengan anak ketiga dari sang bapak petani.
Satu bulan setelah pernikahan mengandunglah istri dari lelaki tampan ini. Sembilan bulan kemudian lahirlah buah kasih pernikahan mereka. Namun dia sangat terkejut dengan kelahiran sang bayi. Dia pun bertanya kepada bapak mertuanya, “Pak, kenapa bisa seperti ini Pak, anak Bapak cantik dan saya sangat tampan, lalu kenapa anak saya bisa spt ini Pak?” Sang bpk pun menjawab, “Ya, anakku yang ketiga memiliki satu cacat kecil yg tidak kamu lihat, sebelum ia menikah denganmu, ia sudah hamil terlebih dahulu”.
Seringkali dlm kehidupan kita mencari kesempurnaan. Penilaian kita terhadap kesempurnaan belum tentu seperti apa yg kita lihat, dan tidak jarang dari apa yang kita anggap sempurna membuahkan satu kekecewaan. Biarlah saat ini kita bisa mensyukuri setiap keadaan kita, ketidaksempurnaan kita. Karena ketika kita melihat ketidaksempurnaan yg ada dalam kehidupan kita dan bisa menerimanya, maka segala sesuatunya akan terasa begitu istimewa.

Sendiri
Satu bangsa pasti punya ciri dan tradisi yang jadi kekuatan dan kekhasan suku tersebut. Suku Indian, memiliki cara unik untuk mendewasakan anak laki-laki. Seorang anak laki-laki, jika dianggap sudah cukup umur, ia akan melewati proses pendewasaan. Ia akan dibawa pergi oleh pria dewasa yang bukan kerabatnya, sepanjang perjalanan matanya ditutup, dan dibawa ke hutan yang sangat dalam. Ketika sudah sampai di hutan, dan hari mulai gelap, mata anak itu dibuka dan ditinggal sendiri di dalam hutan yang sangat gelap.

Dalam kesendirian, si anak ini tidak boleh berteriak, atau menangis. Jika ia melakukannya, berarti dia dianggap sudah lulus untuk menjadi seorang pria dewasa.
Malam begitu pekat, sampai-sampai tangannya sendiri tidak terlihat. Hutan yang lebat ini mengeluarkan suara-suara, seperti auman serigala, daun yang bergerimik, tetapi anak ini harus diam, tidak boleh berteriak dan tidak boleh menangis kalau ia ingin lulus menjadi pria dewasa. Detik demi detik berlalu bagai berjam-jam, si anak ini tidak bisa memejamkan matanya. Keringat ketakutan mengucur dari tubuhnya.
Namun ketika cahaya pagi nampak, ia kaget dan gembira, ternyata sepanjang malam tadi ia tidak sendiri, sang ayah ternyata berdiri di belakangnya, tidak jauh dari dirinya, dengan golok terselip, dan anak panah siap ditembakkan. Rupanya sang ayah menjagai dia sepanjang malam, sehingga ketika ada ular atau serigala, anak panahnya siap ditembakkan untuk melindunginya.
Begitulah kehidupan. Kadang-kadang kita bertanya, kenapa Tuhan membiarkan kita sendirian di dunia yang penuh dengan persoalan seperti ini. Percayalah, Tuhan selalu melihat kita dan menjaga kita, sepanjang malam. Ia tak pernah meninggalkan kita sendirian.

Wonder Woman
Kalau saat ini kita ditanya, siapa tokoh superhero tokoh kesayangan kita, kita akan menjawab Batman, Superman, dan Spiderman. Kalau kita bicara superhero perempuan, mungkin akan keluar nama-nama seperti Supergirl, atau Wonder Woman. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menjumpai mereka yang disebut wonder woman ini.

Adalah seorang nenek yang sudah berusia 85 tahun, ternyata berhasil menaklukkan seorang pemuda, berumur 17 tahun, yang mengendap-endap berusaha masuk ke dalam rumahnya. Nenek ini dengan segera masuk ke dalam kamar dan mengambil pistol. Secara diam-diam, nenek ini mengacungkan pistol berkaliber 22 ke arah pencuri itu, kemudian menyuruh pemuda itu menelpon 911. Polisipun akhirnya datang, dan tertangkaplah pemuda itu. Siapa sangka, seorang nenek yang berusia 85 tahun bisa menjaga diri dan bahkan menangkap seorang anak muda 17 tahun. Ternyata kuncinya adalah persiapan? Si nenek ini mulai mempersenjatai dirinya ketika mendengar ada tetangganya yang mengalami peristiwa perampokan. Sejak saat itulah, ia mulai membeli senjata dan menyimpannya dalam rumahnya.

Yang bisa kita petik dari peristiwa ini adalah persiapan. Persiapan ternyata penting dalam kehidupan kita. Seburuk apapun keadaan yang kita alami, kalau kita sudah mempersiapkannya, kita akan bisa mengatasinya. Orang bijak mengatakan, “Kalau kita ingin tahu hasilnya seperti apa, lihatlah dalam persiapan yang kita lakukan.”

Bionic Eyes
Satu penyakit yang paling bahaya di dunia ini adalah putus asa. Kenapa berbahaya? Iya, orang yang berputus asa tidak bisa melihat adanya setitik pengharapan yang ada dalam kabut persoalan. Apa jadinya jika di dunia ini penuh dengan orang-orang yang berputus asa. Jika Thomas Alva Edison putus asa karena percobaannya gagal ratusan kali, mungkin kita tidak akan pernah menikmati penerangan seperti sekarang ini.

Milikilah impian sebagai benih pengharapan, siramilah dengan iman dan motivasi diri, kerjakanlah dengan ketekunan. Karena penemuan yang besar selalu memerlukan waktu yang panjang dan kesabaran yang tidak terbatas.Contohlah semangat pada ilmuwan ini. Selama bertahun-tahun beberapa ilmuwan berupaya menciptakan transplantasi mata bionic untuk menjawab harapan penyandang tuna netra. Beberapa periset Amerika Serikat di antaranya dari North Western University Illynoi Amerika memprediksi dapat mencapai langkah revolusioner ini terhadap tekhnologi video dan fotografi digital yang suatu saat dapat menyembuhkan kebutaan. Ini merupakan terobosan dari tekhnologi Fiksi Sains dalam film Terminator yang pernah diperankan oleh Arnold Schwarzenegger pada tahun 1984. pada film itu Arnold mengunakan mata bionic yang berfungsi mengubah penglihatannya ke dalam informasi digital.

Dalam perkembangan tekhnologi terbaru para ilmuwan telah menciptakan kamera dengan permukaan lensa deteksi cembung. Tim riset Amerika Serikat menerangkan aplikasi tekhnologi ini merupakan kemajuan besar pada sensor kamera digital yang ada pada saat ini. Seperti halnya dengan fungsi retina manusia. Kamera mata bionic ini memungkinkan pantulan cahaya dari sebuah subyek diubah menjadi gambar lewat proses pengiriman pesan syaraf optik ke otak. Sensor ini memungkinkan mata bionic menangkap gambar yang lebih tajam tanpa terjadi distorsi dengan ruang pandang lebih baik layaknya daripada mata manusia.

Namun sampai saat ini, para ilmuwan belum dapat menciptakan sensor digital cembung yang dipasang di mata bionic karena sensor yang terdiri piksel silikon ini sangat rapuh dan mudah rusak. Mereka menciptakan membran elastis setengah simestris. Membran ini dapat disusutkan sehingga memungkinkan untuk dipasang ke dalam mata bionic sebelum membran itu kembali mengembang ke bentuk asalnya. Mata bionic ini hanya mempunyai 256 piksel, masih jauh dari standar kamera digital dengan ribuan piksel. Namun para periset optimis masih terbuka kemungkinan untuk design mata bionic dengan jumlah piksel yang lebih besar. Iya, setitik pengharapan dalam kabut persoalan, akan membuka dan menyingkapkan tabir kehidupan.


Tidak ada komentar: